Pengertian Tanaman obat adalah Jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan ataupun maupun mencegah berbagai penyakit. Penggunaan tanaman obat sebagai obat bisa dengan cara diminum, ditempel, dihirup sehingga kegunaannya dapat memenuhi konsep kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau rangsangan.
Tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat, baik yang sengaja ditanam maupun tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut digunakan oleh masyarakat untuk diracik dan disajikan sebagai obat guna penyembuhan penyakit.
Tumbuhan obat merupakan salah satu ramuan paling utama produk-produk obat herbal. Tanaman obat adalah bahan yang berasal dari tanaman yang masih sederhana, murni, belum diolah. tumbuhan obat adalah: Tanaman atau bagian tumbuhan yang digunakan menjadi bahan obat tradisional atau obat herbal, bagian tanaman yang dipakai untuk bahan pemula bahan baku obat.
Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tumbuhan tersebut dipakai sebagai obat. Tanaman obat adalah obat tradisional yang terdiri dari tanaman-tanaman yang mempunyai khasiat untuk obat atau dipercaya mempunyai khasiat sebagai obat. Di mana khasiatnya diketahui dari hasil penelitian dan pemakaian oleh masyarakat.
Disekeliling tempat tinggal kita banyak tumbuh jenis tanaman yang bermanfaat untuk kesehatan manusia, karena itu masyarakat bisa mengusahakan sendiri untuk mencoba menanam tanaman tersebut di pekarangan. Contohnya seperti jenis tanaman sayur-sayuran, tanaman obat-obatan dan tanaman buah-buahan yang bisa secara langsung beguna bagi kehidupan masyarakat itu sendiri.
Ketika membudidayakan berbagai tanaman dalam rangka mewujudkan apotik hidup yang dapat dikembangkan pada lahan-lahan pekarangan rumah atau dalam mengembangkannya pada sebidang tanah yang khusus diperuntukkan tanaman-tanaman yang dapat digunakan untuk dikonsumsi, seperti sayur, buah-buahan atautanaman yang berkhasiat obat-obatan, tanaman ini perlu pengelolaan yang baik supaya memberikan hasil yang baik pula, baik itu untuk sendiri ataupun yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk dijadikan sebagai obat-obatan.
Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga suatu tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik. Keadaan ini bisa terjadi jika tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai, antara lain pada kesuburan tanah sepadan, iklim yang sesuai dengan teknologi tepat guna. Adapun tahapan budi daya tanaman obat adalah sebagai berikut;
1. Perencanaan
Semua proses kegiatan budi daya dilakukan dengan penuh kesabaran. Rawatlah tanaman dengan baik, bertanggung jawab, dan disiplin. Lakukan kegiatan perawatan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Jika ingin hasil yang bagus, tentu kita perlu sungguh-sungguh melakukan semua proses budi daya. Kita akan merasa bangga dan senang jika hasil budidaya kita berhasil. Jika mengalami kegagalan, tak perlu berkecil hati, coba telusuri penyebabnya. Coba kembali dengan belajar dari kesalahan sebelumnya.
Alternatif Media Tanam Tanaman Obat
1. Media Tanam
Setiap media tanam mempunyai karakteristik yang berbeda. Indonesia dengan beragam kondisi daerah memungkinkan ketersediaan media tanam yang beragam pula. Memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya yang ada di daerah akan memudahkan kita untuk melakukan budi daya tanaman dengan media yang ada. Beragamnya media tanam memungkinkan kita untuk mencoba alternatif media tanam selain tanah atau menyususn komposisi media tanam dengan berbagai media agar menjadi media yang tepat untuk tanaman. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam, karena media tanam merupakan komponen utama saat akan bercocok tanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang tidak mudah karena setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda satu sama lain. Pada intinya, atau secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara. Berdasarkan jenis bahan penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi bahan organik dan nonorganik.
a. Bahan Organik
Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi. Beberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam di antaranya arang, cacahan pakis, kompos, mosS, sabut kelapa, pupuk kandang, dan humus.
b. Bahan Anorganik
Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut diakibatkan o/eh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik, biologi-mekanik, dan kimiawi. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, mineral yang berasal dari pelapukan batuan induk dapat digolongkan menjadi 4 bentuk, yaitu kerikil atau batu-batuan (berukuran lebih dari 2 mm), pasir (berukuran 50 /-1- 2 mm), debu (berukuran 2-50u), dan tanah liat (berukuran kurang dari 2ju. Selain itu, bahan anorganik juga bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang dibuat di pabrik. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media tanam yaitu gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, vermikulit, dan perlit.
2. Uji Media Tanam
Media tanam yang baik harus memiliki persyaratan, yaitu memiliki kemampuan mengikat air dan menyimpan unsur hara dengan baik, memiliki aerasi dan drainase yang baik, tidak menjadi sumber penyakit, memiliki banyak rongga sehingga mampu menyimpan oksigen yang diperlukan untuk proses respirasi. Tanaman obat biasanya ditanam di sekitar pekarangan. Tanaman tersebut selain untuk keindahan juga dapat bermanfaat untuk kesehatan. Pembaca juga pastinya pernah mendengar istilah apotek hidup atau tanaman obat keluarga (toga). Apotek hidup atau toga adalah kegiatan budi daya tanaman obat di halaman rumah atau pekarangan, sebagai antisipasi pencegahan maupun mengobati secara mandiri menggunakan tanaman obat yang ada.
Budi daya tanaman obat dari hari ke hari makin berkembang, seiring dengan kesadaran penggunaan obat alternatif dari bahan alami atau herbal. Indonesia kaya akan aneka ragam tanaman obat. Spesies tumbuhan di Indonesia kurang lebih 30.000, sebagian besar merupakan tumbuhan obat. Hal ini merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang patut kita syukuri.
Tanaman obat merupakan jenis tanaman yang sebagian atau seluruh tanamannya digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan. Budi daya tanaman obat merupakan suatu cara pengelolaan tanaman sehingga tanaman obat yang dihasilkan bermutu baik. Tanaman obat dapat tumbuh dengan baik hampir di seluruh wilayah Indonesia dimana setiap daerah mempunyai keunggulan produk tanaman obat yang dihasilkan. Beragam jenis tanaman obat mulai dikembangkan dan diteliti khasiatnya secara klinis. Tanaman obat dapat dimanfaatkan berdasarkan bagian tanaman, seperti daun, akar, rimpang, buah, dan bunga. Berikut contoh beberapa jenis tanaman obat berdasarkan bagian yang dimanfaatkan.
1. Rimpang
- Kunyit
- Jahe
2. Daun
- Katuk
- Sirih
3. Buah
- Jeruk Nipis
- Mengkudu
4. Bunga
- Rosela
- Mahkota Dewa
5. Akar
- Akar wangi
- Pasak bumi
6. Batang
- Kayu Manis
- Brotowali
7. Biji
- Lada
- Jintan
Setiap jenis tanaman membutuhkan kondisi lingkungan yang berbeda. Kita perlu mengetahui syarat tumbuh dan karakteristik setiap jenis tanaman obat yang akan dibudidayakan. Berikut ini deskripsi beberapa jenis tanaman obat.
1. Temulawak
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di daerah tropis. Temulawak diketahui sebagai bahan obat tradisional asli Indonesia. Temulawak ini memiliki nama yang berbeda di beberapa daerah seperti di Jawa yaitu temulawak, di Sunda disebut Koneng Gede, sedangkan di Madura disebut temu labak. Temulawak dapat tumbuh di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi sampai ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut (dpl). Temulawak dapat berkembang baik di tanah sekitar tegalan pemukiman, terutama pada tanah gembur agar rimpangnya dapat tumbuh besar.
Rimpang temulawak sudah lama digunakan sebagai bahan ramuan obat oleh masyarakat Indonesia. Aroma khas rimpang temulawak berbau tajam dan dagingnya berwarna kekuningan. Temulawak dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit, diantaranya;
1. Penyakit maag
Kandungan yang terdapat dalam temulawak seperti : Minyak atsiri dan kurkumin yang terdapat pada rimpang tumbuhan ini bermanfaat sebagai acnevulgaris, disamping sebagai anti inflamasi (anti radang) yang mampu mengobati penyakit maag. Lalu Bagaimana cara meracik temulawak untuk di jadkan obat maag? Ambil 1 buah atau lebuh temulawak dan 1 buah atau lebih jahe yang bagus, cuci dengan air bersih lalu iris tipis-tipis 1 cm dan jemur sampai jam 11 siang. Jika kelebihan menjemurnya maka kandungan dan manfaatnya pun akan hilang, setelah di jemur bersihkan dari debu dan kotoran yang menempel pada temulawak tersebut lalu seduh dengan air panas. Temulawak yang di seduh lebih baik dari pada yang di rebus.
2. Sembelit
Untuk mengatasi sembelit, sediakan rimpang temulawak dan buah asam yang masak masing-masing sebesar 1 jari, sediakan juga gula enau atau gula merah secukupnya. Potong tipis semua bahan tersebut lalu seduh dengan secangkir air panas atau sekitar 150 ml air. Aduk hingga gula merah/gula enau terlarut, setelah dingin langsung diminum.
3. Sariawan
Bahan yang diperlukan untuk mengobati sariawan dengan temulawak ini yaitu 1 rimpang temulawak sebesar ibu jari, 3 mata buah asam jawa, dan 1 potong gula aren. Semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tersisa 1 gelas air kemudian disaring lalu diminum biasa.
4. Obat penyembuhan hepatitis
Temulawak juga digunakan untuk penyembuhan penyakit hepatitis. Bagaimana penggunaannya? Siapkan 2 jari temulawak, lalu cuci dan kupas. Iris dan rebus dengan ½ liter air dan tambahkan sedikit gula aren. Rebus hingga airnya tinggal setengah kemudian inum ramuan ini dua kali sehari.
5. Meredakan asma
Cara pemanfaatan temulawak untuk meredakan asma yaitu; Siapkan ½ rimpang temulawak, kemudian cuci bersih. Kupas dan iris temulawak. Rebus dengan 5 gelas air dan campurkan gula aren secukupnya. Rebus hingga airnya tinggal setengah. Larutan herbal ini diminum tiga kali sehari.
6. Pengobatan sakit ginjal
Untuk pengobatan sakit ginja siapkan 4 gelas air lalu rebuslah temulawak dengan segenggam daun kumis kucing dan segenggam daun meniran. Rebus sampai airnya tersisa setengah. Rebusan ini diminum sebanyak tiga kali sehari.
7. Menyembuhkan bisul
Temulawak yang sudah dicuci bersih, lalu dikupas. Rebus temulawak dengan 2 gelas air dan sedikit gula aren. Rebuh hingga airnya setengah lalu angkat. Tambahkan seibu jari asam jawa. Tunggu agak dingin, kemudian disaring dan diminum sekaligus.
2. Jeruk Nipis
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) termasuk tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Jeruk Nipis merupakan jenis tumbuhan yang masuk kedalam suku jeruk-jerukan, tersebar di Asia Dan Amerika Tengah dikenal juga sebagai jeruk pecel. Tanaman jeruk nipis menyukai tempat dengan sinar matahari langsung. Jeruk nipis dapat tumbuh di ketinggian tempat 200-1.300 m dpl dengan kelembapan sedang hingga tinggi.
Bagian jeruk nipis yang sering dimanfaatkan sebagai obat adalah buahnya. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Buah jeruk nipis dapat mengobati berbagai macam penyakit, diantaranya
1. Penyakit batuk
Jeruk nipis bisa sebagai obat batuk. Cara penggunaannya yang paling umum adalah dengan kecap. Untuk membuat obat batuk herbal ini yang kita butuhkan adalah sebutir air jeruk nipis, ambil airnya sebanyak satu sendok makan, campurkan sedikit saja kecap manis, siap diminum.
Pertanyaanya adalah kenapa dicampur dengan kecap? Apa fungsi kecap sebenarnya sehingga jika kita padukan dengan jeruk nipis dapat meredakan batuk? Dari sumber yang saya baca, ternyata penambahan kecap pada perasan jeruk nipis pada dasarnya tidak tidak berkahasiat untuk mengatasi batuk melainkan agar jeruk nipis dapat di konsumsi dengan cara mengurangi kadar asam yang tinggi sehingga lebih nyaman untuk diminum. Kecap bisa diganti dengan madu atau air gula.
2. Influenza
Penyakit Flu sebenarnya dapat sembuh seiring kemampuan dari daya tahan tubuh yang akan terus menerus meningkat. Biasanya flu dapat mereda di antara 3 hari sampai satu minggu tergantung kondisi tubuh dari sang penderita. Walau demikian flu juga dapat disembuhkan menggunakan obat-obatan alami atau tradisional. Salah satunya adalah dengan ramuan jeruk nipis. Penggunaannya pun sangat mudah. Untuk mengobati sakit flu, kita cukup menggunakan satu buah jeruk nipis, dicuci, kemudian dipanggang sebentar. Kalau sudah agak dingin lalu dibelah dan langsung diperas ke dalam mulut.
3. Bau Badan
Ada 2 cara yang bisa dilakukan untuk mengobati bau badan menggunakan jeruk nipis. Cara pertama yaitu potong jeruk nipis yang cukup besar menjadi 2 bagian, olesi bagian irisan dengan kapur sirih tipis-tipis. Oleskan ke ketiak setelah mandi. Biarkan selama 5 menit lalu dibilas, lalukan tiap pagi dan sore. Cara kedua yaitu dengan memanfaatkan daunnya. Beberapa helai daun muda jeruk nipis (10 helai) ditumbuk sampai halus, dilumatkan, pulung kecil-kecil seperti pil, makan 3 kali sehari.
4. Demam
Penggunaan jeruk nipis sebagai obat demam hampir sama dengan penggunaan jeruknipis untuk obat influenza. Caranya satu buah jeruk nipis dipanggang sebentar, dipotong, lalu diperas, tambahkan 1 sendok makan madu. Minum sekaligus. atau bisa juga dengan cara satu jeruk nipis dicuci lalu diperas, tambah dengan 3 siung bawang merah yang telah dilumatkan dan 1 sendok makan minyak kelapa. Oleskan pada kening penderita.
3. Sirih
Sirih (Piper betle) termasuk jenis tumbuhan rambat dan tumbuh bersandar pada pohon lain. Tanaman sirih menyukai tempat dengan cahaya matahari penuh. Sirih dapat ditemui mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi, dengan ketinggian 1.000 m dpl. Daun sirih umumnya digunakan untuk mengobati penyakit bau mulut, sakit gigi, keputihan, eksim, dan alergi. Daun sirih juga sering digunakan untuk kelengkapan ‘nginang’ (Jawa).
4. Patah Tulang
Tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli) berasal dari Afrika. Tanaman ini menyukai tempat yang terkena sinar matahari langsung. Patah tulang dapat tumbuh di dataran sampai daerah di ketinggian 600 m dpl. Tanaman ini memiliki ranting bulat silindris, daunnya jarang, kecil, dan terletak pada ujung ranting yang masih muda. Patah tulang biasanya digunakan sebagai tanaman pagar, tanaman hias, atau tumbuh liar. Hampir seluruh bagian tanaman patah tulang dapat digunakan sebagai obat. Akar dan rantingnya dapat mengobati penyakit lambung, rematik, dan nyeri syaraf. Bagian batang kayu dapat digunakan sebagai obat penyakit kulit, sakit gigi, dan radang telinga. Getahnya dapat mengobati sakit gigi, tetapi jika terkena mata, dapat menyebabkan kebutaan. Cabang dan rantingnya jika dibakar dapat mengusir nyamuk.
Hasil studi dari Nishi Gupta, dkk yang dilansir Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry (2013) menyebutkan bahwa manfaat tanaman patah tulang sangat besar dalam dunia kesehatan sebagai anti bakterial, antikarsinogen, anti sipilis, antimikroba, serta dapat mengontrol parasit pada usus, mengatasi asma, batuk, rematik, kanker, tumor kulit serta penyakit lainnya yang membuat tanaman ini patut dipertimbangkan sebagai salah satu tanaman medis. Sebuah informasi dari situs internasional cancer.org juga menyebutkan bahwa tanaman dengan nama lain pencil cactus atau milkbush ini juga dapat digunakan sebagai agen antikanker karena dapat menekan sistem kekebalan yang menyebabkan pertumbuhan tumor sehingga tidak berkembang menjadi salah satu tipe kanker.
Tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat, baik yang sengaja ditanam maupun tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut digunakan oleh masyarakat untuk diracik dan disajikan sebagai obat guna penyembuhan penyakit.
Tumbuhan obat merupakan salah satu ramuan paling utama produk-produk obat herbal. Tanaman obat adalah bahan yang berasal dari tanaman yang masih sederhana, murni, belum diolah. tumbuhan obat adalah: Tanaman atau bagian tumbuhan yang digunakan menjadi bahan obat tradisional atau obat herbal, bagian tanaman yang dipakai untuk bahan pemula bahan baku obat.
Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tumbuhan tersebut dipakai sebagai obat. Tanaman obat adalah obat tradisional yang terdiri dari tanaman-tanaman yang mempunyai khasiat untuk obat atau dipercaya mempunyai khasiat sebagai obat. Di mana khasiatnya diketahui dari hasil penelitian dan pemakaian oleh masyarakat.
Disekeliling tempat tinggal kita banyak tumbuh jenis tanaman yang bermanfaat untuk kesehatan manusia, karena itu masyarakat bisa mengusahakan sendiri untuk mencoba menanam tanaman tersebut di pekarangan. Contohnya seperti jenis tanaman sayur-sayuran, tanaman obat-obatan dan tanaman buah-buahan yang bisa secara langsung beguna bagi kehidupan masyarakat itu sendiri.
Ketika membudidayakan berbagai tanaman dalam rangka mewujudkan apotik hidup yang dapat dikembangkan pada lahan-lahan pekarangan rumah atau dalam mengembangkannya pada sebidang tanah yang khusus diperuntukkan tanaman-tanaman yang dapat digunakan untuk dikonsumsi, seperti sayur, buah-buahan atautanaman yang berkhasiat obat-obatan, tanaman ini perlu pengelolaan yang baik supaya memberikan hasil yang baik pula, baik itu untuk sendiri ataupun yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk dijadikan sebagai obat-obatan.
Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga suatu tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik. Keadaan ini bisa terjadi jika tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai, antara lain pada kesuburan tanah sepadan, iklim yang sesuai dengan teknologi tepat guna. Adapun tahapan budi daya tanaman obat adalah sebagai berikut;
1. Perencanaan
- Menentukan jenis tanaman obat yang akan dibudidayakan.
- Menentukan wadah untuk budi daya tanaman obat.
- Membuat jadwal kegiatan budi daya.
- Menyusun kebutuhan alat dan bahan.
- Menentukan tugas tiap individu.
- Pestisida
- Bibit Jahe
- Media Tanam
- Pupuk Kandang
- Sprayer
- Pot
- Polybag
- Sekop
- Siapkan media tanam dengan mencampur tanah dan pupuk kandang. Tanah dipupuk dengan pupuk kandang yang sudah matang, minimal 0.5 kg/lubang tanam. Media disiapkan satu minggu sebelum penanaman.
- Masukkan tanah ke dalam pot/polybag ukuran 5 kg sampai hampir penuh. Bibit yang digunakan berumur 9-10 bulan. Kulit rimpang yang digunakan sebaiknya tidak terluka atau lecet.
- Benih ditanam dengan tunas menghadap ke atas.
- Jahe tidak memerlukan air terlalu banyak. Siramlah secukupnya agar kondisi tanah tetap lembap. Pemupukan sisipan: umur 2-3 bulan, 4-6 bulan dan 8-10 bulan.
- Jika daun jahe sudah terlihat kuning dan mengering, jahe siap dipanen.
- Jika jahe digunakan sebagai bumbu dapur, jahe sudah dapat dipanen pada umur 4 bulan.
Semua proses kegiatan budi daya dilakukan dengan penuh kesabaran. Rawatlah tanaman dengan baik, bertanggung jawab, dan disiplin. Lakukan kegiatan perawatan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Jika ingin hasil yang bagus, tentu kita perlu sungguh-sungguh melakukan semua proses budi daya. Kita akan merasa bangga dan senang jika hasil budidaya kita berhasil. Jika mengalami kegagalan, tak perlu berkecil hati, coba telusuri penyebabnya. Coba kembali dengan belajar dari kesalahan sebelumnya.
Alternatif Media Tanam Tanaman Obat
1. Media Tanam
Setiap media tanam mempunyai karakteristik yang berbeda. Indonesia dengan beragam kondisi daerah memungkinkan ketersediaan media tanam yang beragam pula. Memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya yang ada di daerah akan memudahkan kita untuk melakukan budi daya tanaman dengan media yang ada. Beragamnya media tanam memungkinkan kita untuk mencoba alternatif media tanam selain tanah atau menyususn komposisi media tanam dengan berbagai media agar menjadi media yang tepat untuk tanaman. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam, karena media tanam merupakan komponen utama saat akan bercocok tanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang tidak mudah karena setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda satu sama lain. Pada intinya, atau secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara. Berdasarkan jenis bahan penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi bahan organik dan nonorganik.
a. Bahan Organik
Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi. Beberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam di antaranya arang, cacahan pakis, kompos, mosS, sabut kelapa, pupuk kandang, dan humus.
b. Bahan Anorganik
Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut diakibatkan o/eh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik, biologi-mekanik, dan kimiawi. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, mineral yang berasal dari pelapukan batuan induk dapat digolongkan menjadi 4 bentuk, yaitu kerikil atau batu-batuan (berukuran lebih dari 2 mm), pasir (berukuran 50 /-1- 2 mm), debu (berukuran 2-50u), dan tanah liat (berukuran kurang dari 2ju. Selain itu, bahan anorganik juga bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang dibuat di pabrik. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media tanam yaitu gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, vermikulit, dan perlit.
2. Uji Media Tanam
Media tanam yang baik harus memiliki persyaratan, yaitu memiliki kemampuan mengikat air dan menyimpan unsur hara dengan baik, memiliki aerasi dan drainase yang baik, tidak menjadi sumber penyakit, memiliki banyak rongga sehingga mampu menyimpan oksigen yang diperlukan untuk proses respirasi. Tanaman obat biasanya ditanam di sekitar pekarangan. Tanaman tersebut selain untuk keindahan juga dapat bermanfaat untuk kesehatan. Pembaca juga pastinya pernah mendengar istilah apotek hidup atau tanaman obat keluarga (toga). Apotek hidup atau toga adalah kegiatan budi daya tanaman obat di halaman rumah atau pekarangan, sebagai antisipasi pencegahan maupun mengobati secara mandiri menggunakan tanaman obat yang ada.
Budi daya tanaman obat dari hari ke hari makin berkembang, seiring dengan kesadaran penggunaan obat alternatif dari bahan alami atau herbal. Indonesia kaya akan aneka ragam tanaman obat. Spesies tumbuhan di Indonesia kurang lebih 30.000, sebagian besar merupakan tumbuhan obat. Hal ini merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang patut kita syukuri.
Tanaman obat merupakan jenis tanaman yang sebagian atau seluruh tanamannya digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan. Budi daya tanaman obat merupakan suatu cara pengelolaan tanaman sehingga tanaman obat yang dihasilkan bermutu baik. Tanaman obat dapat tumbuh dengan baik hampir di seluruh wilayah Indonesia dimana setiap daerah mempunyai keunggulan produk tanaman obat yang dihasilkan. Beragam jenis tanaman obat mulai dikembangkan dan diteliti khasiatnya secara klinis. Tanaman obat dapat dimanfaatkan berdasarkan bagian tanaman, seperti daun, akar, rimpang, buah, dan bunga. Berikut contoh beberapa jenis tanaman obat berdasarkan bagian yang dimanfaatkan.
1. Rimpang
- Kunyit
- Jahe
2. Daun
- Katuk
- Sirih
3. Buah
- Jeruk Nipis
- Mengkudu
4. Bunga
- Rosela
- Mahkota Dewa
5. Akar
- Akar wangi
- Pasak bumi
6. Batang
- Kayu Manis
- Brotowali
7. Biji
- Lada
- Jintan
Setiap jenis tanaman membutuhkan kondisi lingkungan yang berbeda. Kita perlu mengetahui syarat tumbuh dan karakteristik setiap jenis tanaman obat yang akan dibudidayakan. Berikut ini deskripsi beberapa jenis tanaman obat.
1. Temulawak
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di daerah tropis. Temulawak diketahui sebagai bahan obat tradisional asli Indonesia. Temulawak ini memiliki nama yang berbeda di beberapa daerah seperti di Jawa yaitu temulawak, di Sunda disebut Koneng Gede, sedangkan di Madura disebut temu labak. Temulawak dapat tumbuh di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi sampai ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut (dpl). Temulawak dapat berkembang baik di tanah sekitar tegalan pemukiman, terutama pada tanah gembur agar rimpangnya dapat tumbuh besar.
1. Penyakit maag
Kandungan yang terdapat dalam temulawak seperti : Minyak atsiri dan kurkumin yang terdapat pada rimpang tumbuhan ini bermanfaat sebagai acnevulgaris, disamping sebagai anti inflamasi (anti radang) yang mampu mengobati penyakit maag. Lalu Bagaimana cara meracik temulawak untuk di jadkan obat maag? Ambil 1 buah atau lebuh temulawak dan 1 buah atau lebih jahe yang bagus, cuci dengan air bersih lalu iris tipis-tipis 1 cm dan jemur sampai jam 11 siang. Jika kelebihan menjemurnya maka kandungan dan manfaatnya pun akan hilang, setelah di jemur bersihkan dari debu dan kotoran yang menempel pada temulawak tersebut lalu seduh dengan air panas. Temulawak yang di seduh lebih baik dari pada yang di rebus.
2. Sembelit
Untuk mengatasi sembelit, sediakan rimpang temulawak dan buah asam yang masak masing-masing sebesar 1 jari, sediakan juga gula enau atau gula merah secukupnya. Potong tipis semua bahan tersebut lalu seduh dengan secangkir air panas atau sekitar 150 ml air. Aduk hingga gula merah/gula enau terlarut, setelah dingin langsung diminum.
3. Sariawan
Bahan yang diperlukan untuk mengobati sariawan dengan temulawak ini yaitu 1 rimpang temulawak sebesar ibu jari, 3 mata buah asam jawa, dan 1 potong gula aren. Semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tersisa 1 gelas air kemudian disaring lalu diminum biasa.
4. Obat penyembuhan hepatitis
Temulawak juga digunakan untuk penyembuhan penyakit hepatitis. Bagaimana penggunaannya? Siapkan 2 jari temulawak, lalu cuci dan kupas. Iris dan rebus dengan ½ liter air dan tambahkan sedikit gula aren. Rebus hingga airnya tinggal setengah kemudian inum ramuan ini dua kali sehari.
5. Meredakan asma
Cara pemanfaatan temulawak untuk meredakan asma yaitu; Siapkan ½ rimpang temulawak, kemudian cuci bersih. Kupas dan iris temulawak. Rebus dengan 5 gelas air dan campurkan gula aren secukupnya. Rebus hingga airnya tinggal setengah. Larutan herbal ini diminum tiga kali sehari.
6. Pengobatan sakit ginjal
Untuk pengobatan sakit ginja siapkan 4 gelas air lalu rebuslah temulawak dengan segenggam daun kumis kucing dan segenggam daun meniran. Rebus sampai airnya tersisa setengah. Rebusan ini diminum sebanyak tiga kali sehari.
7. Menyembuhkan bisul
Temulawak yang sudah dicuci bersih, lalu dikupas. Rebus temulawak dengan 2 gelas air dan sedikit gula aren. Rebuh hingga airnya setengah lalu angkat. Tambahkan seibu jari asam jawa. Tunggu agak dingin, kemudian disaring dan diminum sekaligus.
2. Jeruk Nipis
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) termasuk tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Jeruk Nipis merupakan jenis tumbuhan yang masuk kedalam suku jeruk-jerukan, tersebar di Asia Dan Amerika Tengah dikenal juga sebagai jeruk pecel. Tanaman jeruk nipis menyukai tempat dengan sinar matahari langsung. Jeruk nipis dapat tumbuh di ketinggian tempat 200-1.300 m dpl dengan kelembapan sedang hingga tinggi.
Bagian jeruk nipis yang sering dimanfaatkan sebagai obat adalah buahnya. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Buah jeruk nipis dapat mengobati berbagai macam penyakit, diantaranya
1. Penyakit batuk
Jeruk nipis bisa sebagai obat batuk. Cara penggunaannya yang paling umum adalah dengan kecap. Untuk membuat obat batuk herbal ini yang kita butuhkan adalah sebutir air jeruk nipis, ambil airnya sebanyak satu sendok makan, campurkan sedikit saja kecap manis, siap diminum.
Pertanyaanya adalah kenapa dicampur dengan kecap? Apa fungsi kecap sebenarnya sehingga jika kita padukan dengan jeruk nipis dapat meredakan batuk? Dari sumber yang saya baca, ternyata penambahan kecap pada perasan jeruk nipis pada dasarnya tidak tidak berkahasiat untuk mengatasi batuk melainkan agar jeruk nipis dapat di konsumsi dengan cara mengurangi kadar asam yang tinggi sehingga lebih nyaman untuk diminum. Kecap bisa diganti dengan madu atau air gula.
2. Influenza
Penyakit Flu sebenarnya dapat sembuh seiring kemampuan dari daya tahan tubuh yang akan terus menerus meningkat. Biasanya flu dapat mereda di antara 3 hari sampai satu minggu tergantung kondisi tubuh dari sang penderita. Walau demikian flu juga dapat disembuhkan menggunakan obat-obatan alami atau tradisional. Salah satunya adalah dengan ramuan jeruk nipis. Penggunaannya pun sangat mudah. Untuk mengobati sakit flu, kita cukup menggunakan satu buah jeruk nipis, dicuci, kemudian dipanggang sebentar. Kalau sudah agak dingin lalu dibelah dan langsung diperas ke dalam mulut.
3. Bau Badan
Ada 2 cara yang bisa dilakukan untuk mengobati bau badan menggunakan jeruk nipis. Cara pertama yaitu potong jeruk nipis yang cukup besar menjadi 2 bagian, olesi bagian irisan dengan kapur sirih tipis-tipis. Oleskan ke ketiak setelah mandi. Biarkan selama 5 menit lalu dibilas, lalukan tiap pagi dan sore. Cara kedua yaitu dengan memanfaatkan daunnya. Beberapa helai daun muda jeruk nipis (10 helai) ditumbuk sampai halus, dilumatkan, pulung kecil-kecil seperti pil, makan 3 kali sehari.
4. Demam
Penggunaan jeruk nipis sebagai obat demam hampir sama dengan penggunaan jeruknipis untuk obat influenza. Caranya satu buah jeruk nipis dipanggang sebentar, dipotong, lalu diperas, tambahkan 1 sendok makan madu. Minum sekaligus. atau bisa juga dengan cara satu jeruk nipis dicuci lalu diperas, tambah dengan 3 siung bawang merah yang telah dilumatkan dan 1 sendok makan minyak kelapa. Oleskan pada kening penderita.
3. Sirih
Sirih (Piper betle) termasuk jenis tumbuhan rambat dan tumbuh bersandar pada pohon lain. Tanaman sirih menyukai tempat dengan cahaya matahari penuh. Sirih dapat ditemui mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi, dengan ketinggian 1.000 m dpl. Daun sirih umumnya digunakan untuk mengobati penyakit bau mulut, sakit gigi, keputihan, eksim, dan alergi. Daun sirih juga sering digunakan untuk kelengkapan ‘nginang’ (Jawa).
4. Patah Tulang
Tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli) berasal dari Afrika. Tanaman ini menyukai tempat yang terkena sinar matahari langsung. Patah tulang dapat tumbuh di dataran sampai daerah di ketinggian 600 m dpl. Tanaman ini memiliki ranting bulat silindris, daunnya jarang, kecil, dan terletak pada ujung ranting yang masih muda. Patah tulang biasanya digunakan sebagai tanaman pagar, tanaman hias, atau tumbuh liar. Hampir seluruh bagian tanaman patah tulang dapat digunakan sebagai obat. Akar dan rantingnya dapat mengobati penyakit lambung, rematik, dan nyeri syaraf. Bagian batang kayu dapat digunakan sebagai obat penyakit kulit, sakit gigi, dan radang telinga. Getahnya dapat mengobati sakit gigi, tetapi jika terkena mata, dapat menyebabkan kebutaan. Cabang dan rantingnya jika dibakar dapat mengusir nyamuk.
Hasil studi dari Nishi Gupta, dkk yang dilansir Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry (2013) menyebutkan bahwa manfaat tanaman patah tulang sangat besar dalam dunia kesehatan sebagai anti bakterial, antikarsinogen, anti sipilis, antimikroba, serta dapat mengontrol parasit pada usus, mengatasi asma, batuk, rematik, kanker, tumor kulit serta penyakit lainnya yang membuat tanaman ini patut dipertimbangkan sebagai salah satu tanaman medis. Sebuah informasi dari situs internasional cancer.org juga menyebutkan bahwa tanaman dengan nama lain pencil cactus atau milkbush ini juga dapat digunakan sebagai agen antikanker karena dapat menekan sistem kekebalan yang menyebabkan pertumbuhan tumor sehingga tidak berkembang menjadi salah satu tipe kanker.