Jumat, 17 April 2020

Faktor Pendorong Perubahan Perilaku Manusia

Toming Sek
Hampir setiap masyarakat dalam kehidupannya mengalami perubahan-perubahan. Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi dalam masyarakat bukan hanya menuju ke arah kemajuan, namun dapat juga dapat menuju ke arah kemunduran. Perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung demikian cepatnya, sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya. Perubahan terus sosial adalah perubahan unsur-unsur atau struktur sosial dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang lain. Perubahan sosial budaya dapat dibedakan menjadi perubahan cepat dan lamabat, perubahan kecil dan besar, dan perubahan dikehendaki dan tidak dikehendaki.

Perubahan sosial budaya dapat dibedakan menjadi perubahan cepat dan perubahan lambat. Perubahan lambat dinamakan evolusi yang terjadi karena usaha-usaha masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru. Perubahan cepat disebut juga dengan revolusi, yaitu perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Revolusi diawali oleh munculnya konflik atau ketegangan dalam masyarakat yang sulit dihindari.

Sebab-Sebab Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat. Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat antara lain dinamika penduduk, penemuan baru, munculnya pertentangan, dan terjadinya revolusi. Sedangkan faktor yang berasal dari luar masyarakat antara lain adanya bencana alam, peperangan, dan adanya pengaruh budaya lain.

Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya
  1. Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain. Kontak dengan kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan yang ada.
  2. Sistem Pendidikan Formal yang Maju Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka pikiran dan membiasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Sehingga manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak.
  3. Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain.
  4. Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang. Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya.
  5. Sistem Terbuka Masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
  6. Heterogenitas Penduduk. Masyarakat yang heterogen mempunyai latar belakang budaya, ras, dan ideologi yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial. Kegoncangan sosial merupakan pendorong terjadinya perubahan-perubahan baru dalam masyarakat dalam upayanya untuk mencapai keselarasan sosial.
  7. Orientasi ke Masa Depan. Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru.
  8. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Tertentu. Ketidakpuasan yang berlangsung lama dapat menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan gerakan revolusi untuk mengubahnya.
  9. Nilai Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berikhtiar untuk Memperbaiki Hidupnya Ikhtiar harus selalu dilakukan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas.
Faktor-Faktor Penghambat Perubahan
  1. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain. Kehidupan terasing menyebabkan masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang telah terjadi shingga menyebabkan pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi statis.
  2. Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Terlambatnya perkembangan ilmu pengetahuan disebabkan karena kehidupan masyarakat yang terasing dan juga karena masyarakat itu lama berada di bawah pengaruh masyarakat lain (terjajah).
  3. Sikap Masyarakat yang Masih Tradisional. Sikap yang mengagung-agungkan tradisi membuat terlena dan sulit menerima kemajuan
    dan perubahan zaman. Apalagi jika masyarakat didominasi oleh golongan konservatif (kolot).
  4. Rasa Takut Terjadinya Kegoyahan pada Integritas Kebudayaan Integrasi kebudayaan seringkali berjalan tidak sempurna, kondisi seperti ini dikhawatirkan akan menggoyahkan pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada. Beberapa golongan masyarakat berupaya menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan diri pada pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada.
  5. Adanya Kepentingan-Kepentingan yang Telah Tertanam dengan Kuat. Golongan masyarakat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi tentunya akan mempertahankan statusnya tersebut. Kondisi inilah yang menyebabkan terhambatnya proses perubahan.
  6. Adanya Sikap Tertutup dan Prasangka Terhadap Hal Baru (Asing) Sikap tertutup banyak dijumpai dalam masyarakat yang pernah dijajah. Mereka mencurigai semua hal yang berasal dari bangsa alin  karena belum bisa melupakan pengalaman pahit selama masa penjajahan.
  7. Hambatan Hambatan yang Bersifat Ideologis Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah, biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut.
  8. Adat atau Kebiasaan yang Telah Mengakar. Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adakalanya adat dan kebiasaan begitu kuatnya sehingga sulit untuk diubah. 
  9. Nilai Bahwa Hidup ini pada Hakikatnya Buruk dan Tidak Mungkin Diperbaiki. Pandangan tersebut adalah pandangan pesimistis. Masyarakat cenderung menerima kehidupan apa adanya dengan dalih suatu kehidupan telah diatur oleh Yang Mahakuasa.